Asa (2)

cinta disia-siakan
Mata basah karena kerinduan

Hati gelisah karena kesepian

Bila cinta seputih salju,

Mungkinkah kita sia-siakan??

Ibarat bunga di tepi jurang

Mudah di rasa, tapi sukar di dapat..??

Dara

harapan kasih
Dara
Biarkan dada terburai

Dara…
Mendekatlah ke balik kata-kata, dan

Dara…
Biarkan kata-kata membelai mahkota

Ini aku Dara…
Datang bersama Jibril pahatkan cinta

Luruh

pupus harapan
Andaikan cermin yang siap pecah adalah hati kita.
Lalu kemana akan kita tabur ribuan kepingan bila kita belum punya ladang ???
Jangan kaget kasihku, kita sama-sama terlahir dari mata air negeri dongeng yang masih
coba mempertahankan kemegahannya.
Maka dukamu adalah cermin hidupku.

Aku mencintaimu tapi kuharap kau membenciku.
Agar aku tetap setia pada citaku yang belum pernah ku utarakan.
Tapi akan kupahat sebagai sebuah epitaf hidup.


Asa

menawan hatiku
Pesonamu membuatku tertawan.
Kian hari, kian menelusuk jauh dalam setiap urat nadiku.
Pernah sekali kucoba untuk mematikannya,
namun senyummu tetap menerawang dipelupuk mataku.

Hari kian berganti seiring musim yang jatuh.
Masihkah akan membawa teduh padaku ?
Kadang aku putus asa dan kecewa sendiri, hidup tanpa damai_cerita tak abadi.

Dimanakah Kekasihku

mencari kekasihnya
Dimanakah engkau kekasihku?
Adakah engkau di taman mungil tempat kawanan walet menari?
Tempat merebaknya senyuman bebungaan
Atau diantara bukumu yang menuai kearifan manusia
Atau mungkin di padang rumput
Dimanakah engkau kekasihku?
Kebisuan membanjiri relung hatiku
Sungguh perkasa cinta yang telah menyudutkan diriku.

(Tanjung Pallette', akhir Februari 2008)